Arsip untuk Mei 6, 2015

photo 1Berikut ringkasan dari kajian ilmiyah pada hari Selasa 16 Rajab 1436 H (5 Mei 2015) di Masjid Al-A’laa Gedung BEI Jakarta. Adapun kajian tersebut membahas kitab Al Mulakhkhash – Syarh Kitab Tauhid (Dr. Shalih bin Fauzan Al-Fauzan), pembahasan telah memasuki Bab 5 – Tafsir Tauhid dan syahadat La Ilaha Illallah. Dalam bab ini terdapat 5 dalil terkait dengan tafsir tauhid dan syahadat La Ilaha Illallah.

  • Dalil Pertama

photo 2Surat Al Isra ayat 57:

“Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Tuhan mereka siapa diantara mereka yang lebih dekat (kepada Allah) dan mengharapkan Rahmat-Nya dan takut akan azab-Nya; sesungguhnya azab Tuhanmu adalah suatu yang (harus) ditakuti.”

Hubungan bab dengan ayat:

Ayat tersebut menjelaskan tentang orang-orang shalih yang rajin beribadah kepada Allah, tapi dijadikan oleh sebagian orang sebagai sesembahan, padahal orang-orang shalih tersebut beribadah dan takut kepada Allah. Ayat ini menegaskan untuk tidak menyekutukan Allah walapun dengan orang-orang shalih (Nabi, wali).

Faedah ayat:

  1. Bantahan terhadap orang-orang yang berdoa kepada para wali dan orang shalih untuk menghilangkan bahaya dan memperoleh manfaat. Karena, mereka yang diseur itu tidak kuasa menolak bahaya dan mendatangkan manfaat bagi dirinya sendiri maka bagaimana bisa ia melakukan hal itu untuk orang lain.
  2. Penjelasan tentang besarnya rasa takut para Nabi dan orang-orang shalih kepada Allah dan penjelasan tentang harapan mereka kepada rahmat Allah.
  •  Dalil Kedua

photo 3Surat Az Zukhruf ayat 26-27:

“Dan ingatlah ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kaumnya: “Sesungguhnya aku tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu sembah tetapi (aku menyembah) Tuhan Yang menjadikanku; karena sesungguhnya Dia akan memberi hidayah kepadaku”.

Hubungan bab dengan ayat:

Ayat tersebut menunjukkan bahwa makna tauhid dan syahadat La Illaha Illallah adalah berlepas diri dari kesyirikan dan mengesakan ibadah hanya kepada Allah.

Faedah ayat:

  1. Bahwa makna La Ilaha Illallah adalah menauhidkan Allah dengan mengikhlaskan semua ibadah hanya kepada-Nya dan bara ‘berlepas diri’ dari peribadahan kepada segala sesuatu selain Allah.
  2. Menampakkan sikap bara’ah terhadap agama orang-orang musyrikin.
  3. Persyarikan untuk berlepas diri dari musuh-musuh Allah, meskipun mereka adalah orang-orang terdekat kita.
  •  Dalil Ketiga

photo 4Surat At Taubah ayat 31:

“Mereka menjadikan orang-orang alimnya, dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah, dan (juga mereka mempertuhankan) Al Masih putera Maryam; padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan”.

Hubungan bab dengan ayat:

Mengesakan ketaatan kepada Allah dalam menghalalkan sesuatu yang Allah halalkan dan mengharamkan sesuatu yang Dia haramkan. Maksudnya adalah memahami bahwa hukum halal dan haram adalah atas apa yang disebutkan oleh Allah.

Contoh: dalam ajaran Islam, Khomar (minuman keras) hukumnya haram, tapi jika suatu pemimpin Negara mengatakan bahwa itu halal, maka ini derajatnya kafir. Berbeda dengan apabila tetap memperbolehkan penjualan minuman keras walaupun mengetahui bahwa itu haram, ini derajatnya merupakan dosa besar.

Faedah ayat:

  1. Bahwa termasuk makna tauhid dan syahadat La Illaha Illallah: menaati Allah dalam penghalalan dan pengharaman.
  2. Bahwa siapa saja yang menaati makhluk dalam menghalalkan yang haram dan mengharamkan yang halal berarti ia telah menjadikan makhluk tersebut sebagai sekutu bagi Allah.
  3. Bantahan terhada orang Nashara akan keyakinan mereka tentang Isa AS, dan bahwa keterangan bahwa beliau adalah hamba Allah.
  4. Menyucikan Allah terhadap kesyirikan.
  • Dalil Keempat

photo 5Surat Al Baqarah ayat 165:

“Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal)”.

Hubungan bab dengan ayat:

Siapa saja yang mengadakan tandingan-tandingan bagi Allah dan mencintai tandingan-tandingan itu sebagaimana kecintaan kepada Allah berarti ia telah berbuat kesyirikan.

Faedah ayat:

  1. Bahwa termasuk makna tauhid dan syahadat La Illaha Illallah: menunggalkan kecintaan kepada Allah dengan kecintaan yang mengharuskan adanya perendahan diri dan ketundukan.
  2. Bahwa orang-orang musyrikin mencintai Allah dengna kecintaan yang besar, tetapi (kecintaan) tersebut belum dapat memasukkan mereka ke dalam Islam karena mereka menyekutukan Allah dengan selain-Nya dalam hal itu.
  3. Bahwa kesyirikan adalah kezhaliman.
  4. Ancaman terhadap orang-orang musyrikin pada hari kiamat.
  • Dalil Kelima

Hadits riwayat Muslim dan Ahmad

Dalam Ash-Shahih, dari Nabi saw, beliau bersabda, “Siapa saja yang mengucapkan La Ilaha Illallah dan mengingkari segala sembahan selain Allah, haramlah harta dan darahnya, sedang hisab (perhitungan)nya terserah kepada Allah”.

Hubungan bab dengan hadits:

Merupakan dalil terbesar yang menjelaskan makna La Illaha Illallah, yaitu mengingkari semua yang disembah selain Allah.

Faedah hadits:

  1. Bahwa makna La Illaha Illallah adalah kufur terhadap segala sesuatu yang disembah selain Allah, seperti patung-patung, kuburan, dan selainnya.
  2. Bahwa sekadar mengucapkan La Illaha Illallah tanpa mengufuri sembahan selain Allah tidaklah mengharamkan darah dan harta seseorang, meskipun ia mengetahui makna dan mengamalkan kalimat tersebut, selama ia tidak menggabungkan sikap kufur terhadap sesuatu yang disembah selain Allah dengan (pengucapan kalimat) itu.
  3. Siapa saja yang menyatakan ketauhidan kepada Allah dan komitmen kepdada syariat-syariat-Nya secara zhahir, (kita) wajib menahan diri darinya sampai perkara-perkara yang menyelisihi hal tersebut tampak jelas darinya.
  4. Kewajiban untuk menahan diri dari seorang kafir jika dia memeluk Islam – meskipun dalam keadaan perang, sampai perkara-perkara yang menyelisihi hal tersebut tampak jelas darinya.
  5. Seseorang kadang mengucapkan La Illaha Illallah, tetapi tidak mengufuri segala sesuatu yang disembah selain Allah.
  6. Bahwa hukum di dunia berdasarkan hal yang tampak (zhahir), sedangkan hukum di akhirat berdasarkan niat dan maksud.
  7. Keharaman harta dan darah seorang muslim, kecuali dengan haknya.